SEJARAH ASYIK: Anggota Sprue Mobster Surabaya, (dari kiri) Hendri, Andri dan Dimas.(Angger Bondan/Jawa Pos)

SURABAYA – Sonya Suwarga Utomo, 9, tampak lincah bermain power swing yoga di studio The Arts of Yoga by Sari pekan lalu. Awalnya, dia berpose seperti bermain ayunan, kemudian kakinya mengunci. Lalu, dia bergelung dan membuat pose supergirl.
Siswi Ivy School tersebut mendapat applause dari si instruktur, Sari N. Pattenden. Dia menyatakan, tidak banyak anak yang bisa mempraktikkan pose. ''Dia ini hebat. Sebanyak 6–7 latihan sudah bisa,'' kata Sari.
Power swing yoga merupakan teknik yoga dengan alat bantu berupa swingatau ayunan khusus yang mampu menopang badan, tangan, dan kaki. Sebelum melakukan teknik power swing, tentu ada tahap yang perlu dilakukan.
Sari menyatakan, untuk pemula, level yang dipelajari adalah teknik yoga di lantai seperti baby pose dan savasana pose. Menurut dia, power swing yoga mempunyai banyak khasiat. Mulai melenturkan badan, menjaga fleksibilitas tulang dan badan, sampai menjadi terapi bagi orang yang menderita skoliosis (kelainan tulang belakang) dan beberapa penyakit tulang lain.
''Teknik ini juga bagus untuk anak yang sedang berkembang. Sebab, selain membuat tubuh lentur, pertumbuhan badan makin bagus. Olahraga ini juga membuat postur tubuh tidak bungkuk,'' paparnya.
Karena itu, Sari juga mengajarkan teknik tersebut pada anak usia 6–10 tahun. Perempuan yang membuka kelas sejak tiga tahun tujuh bulan lalu itu mengungkapkan banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya. Namun, dia hanya membatasi 12 anak untuk sekali kelas. Tujuannya, teknik yang diajarkan bisa masuk ke peserta yoga.
''Lagipula mengajari anak-anak tidak mudah. Perlu kesabaran,'' papar perempuan yang belajar yoga di salah satu sekolah yoga di Singapura tersebut.
Dibandingkan dengan dewasa, menurut Sari, anak-anak lebih lentur. Apalagi jika niat belajar power swing-nya berlebih. Misalnya, Sonya. ''Sebelumnya, saya ajarkan dulu teknik lantai. Setelah itu, baru power swing. Sonya merupakan salah seorang murid yang fast learning,'' ungkap Sari.
Sonya belajar yoga sejak enam bulan lalu. Dia berlatih sejam dalam seminggu setiap Sabtu. Siswi kelas IV tersebut menyatakan senang mencoba yoga. ''Badanku menjadi lebih ringan,'' ungkap bocah kelahiran 6 Juli 2005 itu.