Terobosan Bupati Aceh Timur Hasballah bin H.M. Taib (2-Habis)
Sport Center Mewah untuk Pemuda Idi Rayeuk
24/03/15, 09:10 WIB
Selain menggalakkan pertanian dan perikanan, Bupati Aceh Timur Hasballah bin H.M. Taib alias Rocky gencar membangun gedung. Sarana fisik itu banyak diperuntukkan bagi pemuda.
KOTA Idi Rayeuk sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Timur benar-benar berada di ujung timur Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk datang ke Aceh Timur dari Kota Banda Aceh, dibutuhkan delapan jam perjalanan dengan naik bus (mobil pribadi). Jalur timur yang dilalui cukup mulus meski tak terlalu lebar. Setelah melewati Lhokseumawe, barulah kita tiba di Kabupaten Aceh Timur.
Saat ini jalan di Aceh Timur belum terlalu banyak. Yang paling besar adalah jalan utama nasional yang menghubungkan kota dan kabupaten di Aceh dengan Kota Medan. Karena itu, yang lalu-lalang di jalan tersebut bukan hanya mobil, melainkan juga bus dan truk barang. Jarak antara Aceh Timur dan Medan hanya tiga jam perjalanan. Jalan utama itu hanya bisa dilalui dua mobil, tanpa bisa menyalip karena saking sempitnya. ’’Memang jalan utama tersebut sudah tidak memenuhi syarat,’’ kata Rocky.
Karena itu, mulai tahun ini, bupati asli Aceh Timur tersebut menyiapkan dua proyek ring road prestisius, yaitu ring road Peureulak dan ring road Idi. ’Tahun ini pembangunan ring road Peureulak sepanjang 45 km selesai,’’ sebutnya. Dengan demikian, truk dan mobil pengangkut barang bisa dialihkan ke ring road. ’’Pembangunan jalan itu didanai APBN,’’ tuturnya.
Di kalangan kepala daerah NAD, Rocky dikenal sukses melobi pemerintah pusat untuk mengucurkan dana pembangunan ke daerahnya. Dengan APBD yang Rp 1,36 triliun dan PAD Rp 690 miliar, Rocky tetap bisa menggerakkan pembangunan berbagai fasilitas publik. Caranya, salah satunya dengan penggalian dana otsus dan APBN.
Tak heran, jika kita masuk Kabupaten Aceh Timur, akan tampak bangunan baru seperti ISC (Idi Sport Center). Gedung pusat olahraga tersebut dibangun Rocky untuk para generasi muda Aceh Timur. Gedung megah dengan fasilitas lengkap, mulai basket, futsal, hingga lainnya. ’’Anak muda harus diwadahi dengan kegiatan positif, seperti olahraga, agar mereka berkembang positif juga. Gedung ini saya selesaikan hanya enam bulan,’’ katanya.
Pemuda Aceh Timur yang unggul menjadi tujuan pembangunan Bupati Rocky. Karena itu, kini dia membangun sekolah terpadu mulai tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. ”Kurikulumnya bukan hanya pelajaran umum, melainkan juga sekolah pesantren. Selain dalam ilmu pengetahuan, mereka harus unggul soal agama dan pintar mengaji,’’ paparnya.
Dalam hal pelayanan kesehatan, saat kali pertama menjadi bupati, Rocky melihat RS Zubir Mahmud sudah overload. RS di pusat kota Idi tersebut tidak bisa dikembangkan lagi. Karena itu, Rocky meminta salah satu perusahaan gas menyumbangkan CSR-nya untuk membangun rumah sakit modern dengan fasilitas lengkap. ’’Sudah dibangun,’’ ucapnya.
Meski banyak melakukan pembangunan fisik, Bupati Rocky memerlukan SDM yang banyak. Padahal, jumlah penduduk Aceh Timur tidak sebanding dengan luas lahan. Karena itu, Rocky membuka keran kepada pendatang untuk menjadi penduduk Aceh Timur. ’’Kami sangat terbuka untuk para transmigran. Mereka akan kami permudah untuk menjadi penduduk tetap,’’ ujarnya.
Untuk warga baru, bupati telah menyediakan tanah dan rumah. Tahun ini saja Rocky telah membangun 200 rumah untuk warga. ’’Setiap tahun saya bikin rumah murah seharga Rp 60 juta–Rp 70 juta,’’ jelasnya. Menurut dia, para transmigran dan warga baru sangat terbuka dalam hal lapangan pekerjaan. Jika tak mau menjadi nelayan atau bekerja di perikanan, mereka bisa bekerja di pertanian. Jika tidak keduanya, kata bupati, warga baru bisa bekerja di industri. ’’Kalau jumlah penduduk bertambah, itu jadi keuntungan bagi kami. Sebab, jumlah tenaga kerja juga bertambah. Anggota DPRK-nya juga bertambah,’’ katanya lantas tertawa. (end/c17/tom)
Dulu Basis GAM, Kini Aman
DULU, Aceh Timur dikenal dengan basis GAM. Banyak anggota GAM yang memilih bersembunyi di hutan-hutan di kawasan tersebut. Namun, sekarang Aceh Timur aman.
’’Jangan takut datang ke Aceh Timur, di sini tidak ada begal. Begalnya ada di Tangerang.” Demikian seloroh Bupati Aceh Timur Hasballah bin H.M. Taib menanggapi sinyalemen orang luar yang takut masuk Aceh Timur.
Ketakutan tersebut diakui Rocky –panggilan akrab Hasballah– pernah terjadi saat Menteri BUMN ketika itu Dahlan Iskan akan membangun pipa gas dari Belawan (Medan) ke Arun (Lhokseumawe). Tentu saja, pipa gas itu melalui kawasan Aceh Timur. ’’Pak Dahlan sempat pesimistis pembangunan pipa gas itu bisa terwujud, terutama yang di area Aceh Timur. Ya, khawatir keamanannya. Kan kalau ada yang usil, pipanya bisa dicopoti,’’ ujarnya.
Namun, kekhawatiran mantan menteri BUMN tersebut tidak terjadi. ’’Justru pembangunan pipa gas di wilayah Aceh Timur yang selesai duluan. Tidak ada gangguan apa pun,’’ katanya.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa Aceh Timur lain dulu lain sekarang. Menurut Rocky, anggota GAM hanya menjadi anggota organisasi kemasyarakatan. Mereka sudah membaur dengan masyarakat lainnya. Rocky meyakinkan tak ada lagi friksi politik di Aceh Timur. Orientasinya adalah pembangunan. ’’Kalau ada kejadian, itu murni kriminal. Ada orang luar masuk, lalu melakukan kriminal di sini. Tapi, tidak ada kriminal menonjol di sini,’’ ucapnya.
Karena itu, ketika Presiden Jokowi Widodo pada 10 Maret lalu meresmikan Bendungan Keureuto di Aceh Utara yang tak jauh dari Aceh Timur, semua berlangsung dengan aman dan lancar. ’’Padahal, kalau orang khawatir, Pak Presiden seharusnya pakai rompi antipeluru karena di sana banyak bukit. Buktinya, beliau meresmikan bendungan tanpa pengawalan ketat. Aman saja,’’ tuturnya meyakinkan.
Meski begitu, Rocky memberikan tip agar warga lain maupun investor bisa masuk Aceh Timur dengan aman. ’’Di Aceh ini, asal tahu cara, hidup pasti enak,’’ katanya. Maksud sebenarnya, kata dia, jika orang atau investor ingin masuk, ya mereka harus permisi dulu. Tidak asal nyelonong.
0 komentar:
Posting Komentar