Panen Serentak, Harga Gabah Anjlok
24/03/15, 05:20 WIB
MOJOKERTO – Panen padi berlangsung di sejumlah sentra penghasil beras di Mojokerto. Imbasnya, harga gabah di sawah menurun secara drastis. Harga gabah hasil panen di Desa Tangunan, Kecamatan Puri, menurun sejak beberapa pekan sebelumnya.
Harianto, petani setempat, menyatakan, gabah kering panen di tempatnya dihargai Rp 3.700 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya, harga masih berkisar lebih dari Rp 4.000 per kilogram. ''Ini sudah turun Rp 3.700,'' sebutnya.
Penurunan harga gabah itu mungkin disebabkan banyaknya daerah penghasil padi yang mengalami panen serentak. Selain di daerah Puri, panen berlangsung di Jatirejo dan Gondang. Daerah Pacet dan Trawas bahkan mendahului panen sebelumnya. Tetapi, bila harga gabah terus-menerus turun, petani bisa rugi. ''Biaya produksi tahun ini sudah naik daripada tahun lalu. Ongkos tenaga saja naik,'' keluhnya.
Anjloknya harga gabah juga dirasakan petani di Jatirejo. Arif, petani setempat, mengungkapkan, sebelumnya harga gabah masih di atas Rp 4.000 per kilogram. Saat ini gabah malah anjlok Rp 3.500 per kilogram. Penurunan itu, kata Arif, juga diperkirakan karena waktu panen yang serentak di beberapa tempat. ''Dari pembeli dapat segitu (Rp 3.500). Terpaksa kita jual saja,'' ujarnya.
Sementara itu, penurunan harga gabah tersebut bersamaan dengan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras melalui Instruktur Presiden (Inpres) No 5 Tahun 2015. Disebutkan, harga gabah dinaikkan 10–15 persen dari ketetapan semula.
Disinggung soal kenaikan HPP itu, Arif yang berasal Desa Dinoyo mengaku belum mengetahuinya. Sejauh ini, dia melempar padi hasil tanamannya kepada tengkulak yang biasa datang ke sawah. Harga jual gabah ditentukan berdasar kesepakatan di sawah dengan perhitungan harga pasaran saat itu. ''Kalau HPP dari pemerintah belum tahu,'' katanya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan harga pembelian gabah kering panen dalam negeri dengan kadar air paling besar Rp 3.700 per kilogram di petani atau Rp 3.750 per kilogram di penggilingan. Sementara itu, HPP tertinggi dengan kondisi kadar air maksimum 14 %, butir patah maksimum 20 %, kadar menir maksimun 2 %, dan derajat sosoh minimum 95 % adalah Rp 7.300 per kilogram di gudang Perum Bulog.
0 komentar:
Posting Komentar