Dok. Jawa Pos

JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) sesi pertama di awal pekan ini ditutup di zona merah. Menguatnya bursa global terutama bursa saham Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu sentimen positif belum mampu membawa bursa saham Indonesia lepas dari tekanan.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG menipis 4,11 poin (0,08 persen) ke level 4.983,31. Pada pembukaan perdagangan hari ini (10/11), IHSG sempat menguat ke level 4.997,30 dibandingkan 4.987,42.
Tim Riset PT Mandiri Sekuritas menyatakan, pasar saham AS akhir pekan lalu bergerak datar seiring jatuhnya minyak. Penguatan tipis dialami indeks Dow Jones Industrial Avg yang naik +0,11 persen dan indeks S&P500 yang menguat +0,03 persen.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh rilis data ekonomi di Jepang. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang turun -0,78 persen, sebaliknya indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat +1,15 persen pada pembukaan tadi pagi.
Sedangkan harga kontrak berjangka (futures) komoditas terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik +0,67 persen ke level USD 78,65 per barel dan harga emas Comex menguat +2,47 persen ke posisi USD 1.171 per troy ounce.
Dari dalam negeri, ketidakpastian tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi) membuat pergerakan IHSG tertekan. ”Ditambah lagi, asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih rendah dari estimasi semula,” ucapnya, pagi tadi.
Melihat hal itu, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika IHSG masih berpotensi melemah dalam kisaran terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran support 4.955 dan resistance di 5.072.
Beberapa saham ini layak dipertimbangkan dengan strategi buy on weakness: WTON (1.180 - 1.080). ICBP (11.225 - 10.600). BBNI (5.800 - 5.600). ACES (820 - 770). MPPA (3.350 - 3.015).