Amien: Saya Tidak Punya Musuh
Kapolri Belum Tahu Motif Penembakan Mobil
7/11/14, 05:10 WIB
JOGJAKARTA – Kasus penembakan ke arah rumah dan kendaraan mantan Ketua MPR Amien Rais Kamis dini hari (6/11) memantik reaksi sejumlah pihak. Selain Kapolri, Wapres Jusuf Kalla juga angkat bicara mengenai kejadian tersebut. Hingga semalam, belum diperoleh titik terang tentang penembak mobil tokoh Muhammadiyah tersebut. Amien Rais sendiri merasa selama ini tidak punya musuh.
Kepada Jawa Pos Radar Jogja, Amien mengatakan bahwa bukan kali pertama ini dirinya mendapat semacam teror. Semasa masih aktif di panggung politik Indonesia, kaca jendela rumahnya pernah dilempar batu oleh orang tak dikenal. Itu terjadi dua kali. Lalu, apakah penembakan tersebut berkaitan dengan politik? ”Saya tidak bisa menduga ke arah itu (politik, Red). Sepertinya saya tidak punya musuh,” ujarnya.
Apa yang dilakukan Amien saat teror itu terjadi? Amien, yang dikenal ahli dalam persoalan konflik di Timur Tengah, sempat browsing di internet Rabu malam. ”Setelah itu, saya tertidur dan bangun sekitar pukul 04.00 untuk salat Subuh,” ungkapnya. Amien juga mengaku sempat berjalan-jalan pagi di sekitar rumah.
Kerusakan yang disebabkan pelaku, menurut Amien, tidak terlalu serius. Namun, dia menilai aksi penembakan yang diarahkan ke salah satu kendaraan pribadinya itu semacam teror. ”Saya kira perbuatan yang mengarah ke semacam aksi teror ya. Ini kecil-kecilan, tapi saya kira ini teror,” ujar dia.
Amien berharap kepolisian bisa mengusut tuntas kasus penembakan itu. Dia sendiri tidak ingin berspekulasi mengenai pelaku dan motif yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Dia lebih memilih menunggu hasil penyelidikan pihak berwajib. ”Sebaiknya dituntaskan, dicari pelakunya. Saya maafkan, tapi ya jangan begitu,” imbuhnya.
Dari pantauan di lokasi kejadian, tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng tiba di rumah Amien sekitar pukul 15.30. Mereka langsung melakukan olah TKP dan mempelajari setiap sudut yang memungkinkan pelaku melancarkan aksi itu.
Salah seorang petugas labfor sempat berdiri di ujung pagar sisi utara rumah Amien. Petugas tersebut menarik seutas tali yang dibentangkan dari pagar itu ke arah mobil Amien. Ya, dari percobaan visual tersebut, diduga pelaku menembak dengan cara berdiri dan menempel pagar sisi utara rumah Amien. Titik tersebut berjarak sekitar 5 meter dari pos penjagaan (lihatkronologi kejadian di grafis).
Dari Jakarta, Kapolri Jenderal Sutarman merespons serius kasus penembakan tersebut. Saat menerima telepon dari Kapolda DIJ Brigjen Oerip Soebagyo sekitar pukul 11.30, Sutarman langsung menghentikan aktivitasnya bersama fotografer senior Darwis Triadi di Mal Kota Kasablanka, Jakarta. Dia menyimak laporan Oerip secara saksama sambil sesekali memberikan instruksi.
Menurut Sutarman, kasus itu saat ini masih ditangani Polda DIJ. Pihaknya tidak akan mengambil kesimpulan sebelum jelas duduk perkaranya. Secara umum, pihaknya sudah mengupayakan pengamanan terhadap tokoh masyarakat dari ancaman teror. Namun, tidak mungkin polisi mengawal seluruh tokoh masyarakat itu.
Mantan Kabareskrim tersebut menjelaskan, biasanya para tokoh masyarakat memiliki personel pengamanan sendiri. ”Termasuk rumah beliau (Amien Rais, Red), itu ada satuan pengamanan. Itu adalah bentuk kerja sama kami dengan satuan-satuan pengamanan,” tutur dia.
Aksi penembakan mobil tokoh senior Partai Amanat Nasional Amien Rais tidak memunculkan kekhawatiran yang berlebihan di lingkungan keluarga. Anggota Fraksi PAN yang juga putra Amien, Hanafi Rais, menyatakan tidak akan meminta pengamanan tambahan untuk ayahnya atas aksi teror tak bertanggung jawab itu. ”Tidak perlu ada karena sebelum ini juga tidak ada ancaman apa-apa,” kata Hanafi kepada wartawan di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (6/11). Penembakan mobil Amien tersebut terjadi di kediamannya di Jogjakarta pada dini hari kemarin. Diduga pelaku penembakan itu adalah pengendara motor yang sebelumnya terlihat mondar-mandir di depan rumah Amien.
Menurut Hanafi, aksi teror itu tidak perlu dipolemikkan. Lebih baik kasus tersebut diserahkan kepada pihak kepolisian untuk segera diusut tuntas. Dia juga mengaku langsung terbang ke Jogjakarta untuk memastikan kronologi kejadian itu.
Di tempat terpisah, pengamat intelijen Wawan Purwanto menilai teror terhadap Amien tersebut memiliki dua sisi. Bisa jadi teror itu ditujukan kepada Amien secara pribadi, namun bisa juga ditujukan kepada pihak yang terkait dengan Amien. ”Barangkali teror itu terkait dengan pandangan Pak Amien, haluan Pak Amien. Karena ini masih taraf penyelidikan, motifnya bisa macam-macam,” kata Wawan saat dihubungi.
Bisa jadi, papar Wawan, teror itu ditujukan agar Amien tidak melakukan sesuatu. Dia menilai, jika dilihat dari latar belakangnya, Amien sudah lama tidak menduduki posisi penting di jabatan nasional. Karena itu, hal tersebut tidak relevan dikaitkan. Namun, sebagai tokoh senior nasional, pendapat Amien masih didengar untuk posisi tertentu. ”Mungkin setelah ini Pak Amien akan introspeksi. Ini kan bisa dirunut dari kejadian sebelumnya, baik sikap maupun perbuatan,” ujarnya.
Wawan meminta pihak kepolisian bisa melakukan penyelidikan cepat atas aksi teror itu. Bagaimanapun, aksi teror tidak bisa didiamkan. Bila kepolisian tidak mendapatkan perkembangan hasil dalam waktu cepat, bisa saja aksi teror tersebut merembet ke tokoh lain.
”Sejauh mana temuan polisi di kejadian, adakah ricochet semacam sidik jari atau apa pun. Dari sana akan terkuak satu per satu. Mudah-mudahan segera ada temuan,” ujar dia.
Teror terhadap Amien itu juga mendapat perhatian dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pria yang akrab disapa JK tersebut juga mengungkapkan rasa prihatinnya atas kejadian itu. ”Sangat mengecewakan,” ucap dia. JK pun meminta pihak keamanan segera mengusut tindakan anarkistis itu. Menurut dia, penembakan mobil tersebut merupakan tindak kejahatan. ”Harus segera diusut,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar tersebut menyatakan, pihak keamanan, yakni polisi, harus mencari pelaku sampai tertangkap. Sebab, teror itu membuktikan lemahnya perlindungan kepada mantan pejabat negara. ”Mantan ketua MPR aja bisa diteror, apalagi rakyat biasa,” jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar