Zlatan Ibrahimovic Sembilan Kali Jadi Pemain Terbaik Swedia
Persembahan Khusus untuk Sapko, Klas, dan Pontus
12/11/14, 07:30 WIB
Zlatan Ibrahimovic kembali menjadi pemain terbaik Swedia. Itu adalah penghargaan kesembilan yang diraihnya. Delapan kali di antaranya didapat secara beruntun oleh pemain Paris Saint-Germain (PSG) tersebut.
* * *
EKSPRESI Zlatan Ibrahimovic ketika menerima penghargaan pemain terbaik Swedia 2014 alias Guldbollen, Selasa (11/11), terkesan biasa saja. Datar dan minim senyum. Namun, pemain yang akrab disapa Ibra itu membuat undangan yang hadir di Auditorium Stockholm berkaca-kaca.
Pidato penyerang PSG tersebut sangat menyentuh. Singkat, namun berhasil menunjukkan sisi humanisme Ibra yang selama ini terkenal sebagai striker yang bengal dan kasar.
’’Saya selalu dibayangi apa yang terjadi pada Klas dan Pontus. Saya juga memiliki kakak yang meninggal dengan cara yang sama. Jadi, memang ada kehidupan yang lebih penting daripada kehidupan di sepak bola. Semoga mereka damai di sana,’’ kata bomber 33 tahun tersebut diiringi standing ovation ratusan hadirin.
Klas dan Pontus yang dimaksud Ibra adalah dua pemain sepak bola asal Swedia. Klas Ingesson adalah mantan gelandang Sheffield Wednesday, Bari, dan Marseille. Dia tercatat 57 kali membela timnas Swedia dalam berbagai ajang internasional.
Sementara itu, Pontus Segerstrom terakhir bermain untuk IF Brommapojkarna di kasta tertinggi Liga Swedia, Allsvenskan. Bulan lalu keduanya meninggal karena kanker. Ingesson berpulang di usia 46 tahun, sedangkan Segerstrom 33 tahun.
Kanker juga merenggut kakak lelaki Ibra, Sapko Ibrahimovic. Sapko meninggal April lalu di usia 40 tahun dan dikebumikan di Malmo, kampung halaman Ibra.
Upacara penguburan dilakukan dengan cara Islam dan dipimpin Alen Delic, ketua komunitas Islam di Malmo. Hanya keluarga dekat dan teman-teman akrab yang menghadiri upacara tersebut.
Kematian Sapko begitu mengguncang Ibra. Pemain bertinggi 195 sentimeter itu tetap terkejut saat mendengar kepergian saudaranya meski Sapko sudah bolak-balik mendapat pengobatan yang sangat intens karena penyakitnya tersebut.
’’Apa yang biasa Anda katakan saat menerima sembilan Guldbollen?Saya tidak bisa mengatakan banyak hal. Gelar ini berbicara dengan sendirinya dan saya masih hidup dalam mimpi-mimpi masa kecil ketika mulai berkarir di sepak bola,’’ ucap pemain yang merupakan produk akademi Malmo FF tersebut.
’’Semua Guldbollen yang saya dapatkan menjadi bukti bahwa saya melakukan hal yang sangat baik. Terima kasih kepada semua orang yang membantu saya, baik di lapangan maupun luar lapangan,’’ imbuhnya.
Sebagai pemain, Ibra memang tidak tersaingi di Swedia. Pemain keturunan Bosnia dan Kroasia tersebut meraih segalanya di level klub. Setiap kali bermain di sebuah klub, Ibra selalu memperoleh gelar juara liga.
Ibra mendapat sembilan gelar juara domestik. Yakni, sejak di Ajax Amsterdam pada 2001, lantas ke Inter Milan, Barcelona, AC Milan, dan PSG. Itu belum termasuk dua gelar Serie A yang diperoleh bersama Juventus, namun dicabut karena skandal pengaturan skor alias Calciopoli yang menjerat klub asal Turin tersebut.
Salah satu ’’noda’’ dalam karir Ibra adalah tidak pernah mendapat gelar Liga Champions. Dia juga belum berhasil mempersembahkan gelar untuk timnas Swedia. Meski begitu, Ibra tercatat sudah 100 kali membela Swedia dan menjadi pemain paling sukses di negara Skandinavia tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar