SELALU HEBOH: Suasana pertandingan Aspac Jakarta melawan Satria Muda musim lalu di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. (Hendra Eka/Jawa Pos)

SURABAYA – Pencinta basket Indonesia bakal mendapat sajian seri-seri musim reguler Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia yang lebih panjang dan menjangkau lebih banyak kota. Kalau musim-musim sebelumnya paling banter enam seri, musim ini sepuluh seri. Kini juga menjangkau delapan kota.
Terobosan berani itu dilakukan PT DBL Indonesia selaku operator liga agar bisa mendekatkan diri dengan lebih banyak penggemar di berbagai kota. Jakarta menjadi seri pembuka pada 3–7 Desember nanti dan diakhiri di Surabaya pada 8–12 April 2015.
Karena banyaknya seri dan menjangkau lebih banyak kota, otomatis jadwal juga lebih padat. Tidak heran, ada beberapa seri maraton yang harus dihadapi klub-klub NBL. Itu dimulai dari seri pertama ke seri kedua di Bandung yang hanya berselang tiga hari.
Sempat break Natal dan tahun baru, seri maraton kembali terjadi di Jatim. Kali ini seri III di Malang (14–18 Januari) dan dilanjutkan seri IV Surabaya (21–25 Januari). Setelah itu, sedikit jeda terjadi karena berpindah ke kota pelaksana baru, Batam, pada 4–8 Februari.
Tiga seri beruntun akan terjadi di Jawa Tengah dan DI Jogjakarta. Dimulai dengan seri VI Solo (25 Februari–1 Maret), disusul seri VII di Semarang (4–8 Maret), dan disambung lagi Seri VIII Jogjakarta (11–15 Maret 2015).
Lantas, kompetisi kembali ke Bandung untuk seri IX (25–29 Maret). Sedangkan penutupan musim reguler (seri X) diselenggarakan di Surabaya pada 8–12 April. Kemudian, championship series untuk mencari juara kali pertama diselenggarakan di Jakarta pada 2–10 Mei 2015.
Dengan jumlah seri yang lebih banyak, tantangan lebih berat bakal dihadapi semua peserta. Apalagi, beberapa seri diselenggarakan pada akhir pekan yang beruntun. Menurut Azrul Ananda, direktur PT DBL Indonesia sekaliguscommissioner NBL Indonesia, jadwal tersebut memang tidak 100 persen ideal, tetapi juga memiliki keuntungan-keuntungan tambahan.
’’Berbagai peristiwa politik memaksa musim 2014–2015 dimulai lebih mundur daripada biasanya. Kemudian, adanya SEA Games di Singapura pada Juni 2015 juga menuntut kami untuk menyelesaikan musim lebih cepat daripada biasanya. Sejak awal tahun ini, kami terus membahas jadwal musim baru ini bersama seluruh tim peserta. Kami menganggap, jadwal yang ada ini adalah solusi paling optimal. Walau lebih menantang bagi peserta dan penyelenggara, jadwal ini membuat kompetisi lebih baik untuk penggemar. Lebih banyak kota dikunjungi dan jeda antara satu seri dan seri yang lain tidak lagi lama,’’ tutur Azrul.
Ketua Dewan Komisaris NBL Indonesia sekaligus Manajer Aspac Jakarta Irawan Haryono menganggap jadwal superpadat itu sebagai terobosan yang positif. ’’Jadwal musim baru ini akan menjadi sensasi tersendiri, yang membedakan dengan musim-musim sebelumnya,’’ ujar pria yang akrab disapa Kim Hong itu.
Kim Hong juga menambahkan bahwa hari pelaksanaan kini lebih efektif. Setiap seri bakal berlangsung lima hari. Dibuka Rabu dan berakhir Minggu. ’’Sisi positifnya, beban bermain yang harus dilakoni setiap tim di setiap seri lebih lega. Hanya bermain tiga hingga empat laga per seri. Tidak lagi dibebani harus bermain enam atau tujuh laga per seri seperti sebelumnya. Jadi, anak-anak gak gampang merasa jenuh,’’ ujarnya.
Selain merilis jadwal NBL Indonesia, PT DBL Indonesia mengumumkan jadwal penyelenggaraan Speedy Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia musim 2014–2015. Liga basket perempuan tertinggi tanah air tersebut digelar enam seri reguler di lima kota.
Seri pembuka akan dilangsungkan di Jakarta bersamaan dengan pelaksanaan seri pertama NBL Indonesia. Surabaya mendapat kesempatan dua kali sebagai tuan rumah, yaitu seri II dan VI. Kota-kota lain yang memiliki klub kontestan, misalnya Solo (home base Sritex Dragons) dan Bandung (Rajawali), juga mendapat jatah sebagai tuan rumah. Begitu pula, Semarang (Sahabat), yang kembali dipercaya menjadi kota penyelenggara setelah musim 2012–2013.
Babak championship series juga diselenggarakan di Jakarta. Bersamaan dengan championship series NBL Indonesia pada 2–10 Mei nanti.
Menginjak musim kelima, liga basket utama itu berkembang pesat. Baik dari jumlah penonton, kualitas pertandingan, maupun kualitas penyelenggaraan. Ibarat pesawat, musim kelima ini adalah masa lepas landas setelah melewati fase penyelamatan dan pengembangan dalam beberapa tahun terakhir.
Karena itulah, PT DBL Indonesia juga mengumumkan slogan baru musim ini, yakni ’’Faster, Higher, Louder’’. ’’Perkembangan liga dalam empat tahun terakhir membuat kami bangga. Speedy NBL Indonesia ini jauh lebih heboh, jauh lebih kompetitif, bila dibandingkan dengan liga-liga nasional pendahulunya. Saya rasa tiga kata pada slogan baru kami mampu merangkum segala perkembangan secara pas,’’ ucap Azrul.