Crimea Tak Bakal Kembali Ke Ukraina
16/03/15, 06:00 WIB
MOSKOW – Hari ini genap setahun Crimea diakuisisi Rusia. Pada 16 Maret tahun lalu, pemberontak pro-Rusia di Ukraina menggelar referendum untuk memutuskan akan tetap bersama Kiev atau bergabung dengan Moskow. Hasilnya sudah bisa ditebak, Crimea yang 60 persen penduduknya etnis Rusia beralih menjadi milik Kremlin.
Meski banyak yang menghardik dan mencaci maki tindakan Rusia yang menerima dan mengakuisisi Crimea, Rusia bergeming. Kini Pemerintah Ukraina agaknya bakal sulit untuk mengambil kembali Crimea. Sebab, penduduk di wilayah tersebut mulai menerima bahwa mereka adalah bagian dari Moskow, bukan Kiev. Berbeda dari wilayah-wilayah lain di Ukraina Timur yang masih terus membara, Crimea saat ini sangat tenang dan damai.
’’Crimea tidak akan kembali menjadi milik Ukraina. Keputusan telah dibuat sekali dan untuk semuanya,’’ tegas Perdana Menteri Wilayah Crimea Sergei Askyonov, Minggu (15/3).
Berdasar hasil poling yang digelar Februari lalu oleh GfK, 93 persen dari penduduk yang disurvei menyatakan, mereka bahagia Crimea dikontrol Rusia. Poling itu bisa jadi hanya abal-abal jika yang menggelar adalah lembaga milik Rusia. Namun, GfK adalah lembaga milik Ukraina. Ketenangan yang bisa dirasakan langsung di jalanan Crimea menunjukkan bahwa tidak ada konflik di wilayah tersebut.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi etnis Tatar Crimea yang menghuni 25 persen wilayah yang kaya minyak tersebut. Etnis Tatar sempat membuat gedung parlemen sendiri, namun tiba-tiba ditutup. ’’Saat ini banyak tindakan yang diambil untuk melawan kami. Yaitu, menculik, membunuh, menangkap, dan mendenda,’’ ujar anggota parlemen Tatar Zair Smerdlyav.
Sekolah-sekolah di Crimea kini juga jauh berubah. Para siswa dibebaskan untuk belajar di kelas dengan pengantar Rusia, Ukraina, dan Tatar. ’’Kami tidak membiarkan politik memasuki area sekolah. Toleransi adalah prinsip paling utama di tim kami,’’ jelas Kepala Sekolah Valentina
0 komentar:
Posting Komentar