URUSAN SOSIAL: Caroline Wozniacki (kiri) memamerkan medali tanda finis setelah mendapatkan ucapan selamat dari Serena Williams. (Eduardo Munoz/Reuters)

Mantan petenis nomor satu dunia Caroline Wozniacki tidak sekadar mengikuti tren olahraga running. Tak tanggung-tanggung, petenis Denmark itu mengikuti ajang maraton yang digelar di New York City Minggu (2/10).
* * *
KEHADIRAN Caroline Wozniacki di New York Marathon langsung tersebar di berbagai situs media sosial. Sejumlah pemilik akun Twitter langsung nge-twit kehadiran petenis nomor delapan dunia tersebut. Beberapa di antara mereka memotret, kemudian mengunggahnya. ’’Agak blur, tapi lumayan terlihat jelas Caroline Wozniacki masih tersenyum meski sudah berlari selama tiga jam,’’ kata pemilik akun @ChiaraGamTWI.
New York Marathon merupakan salah satu ajang maraton bergengsi. Seperti ajang maraton lainnya, jarak yang ditempuh adalah 42,195 km. Tahun lalu pelari yang finis mencapai 50.304 orang. Ajang tersebut makin heboh karena melintasi lima kota negara bagian New York.
Dengan jarak sepanjang itu, Wozniacki berhasil melintasi garis finis dengan catatan waktu 3 jam, 26 menit, 33 detik. Dia melintasi garis finis dengan bersuka cita sambil mengangkat dua tangannya. ’’Saya tak percaya bisa melakukannya. Saya belum pernah menghadapi tantangan seberat ini,’’ tutur petenis yang kini bertengger di posisi kedelapan peringkat WTA (Asosiasi Tenis Putri) itu.
Catatan waktu tersebut lebih baik daripada yang ditargetkan. Yakni, 3 jam 30 menit. Dengan hasil itu, Wozniacki berhak mengikuti Boston Marathon tahun depan. Namun, dia belum memutuskan akan mengikutinya atau tidak. Dia justru ingin beristirahat dari maraton beberapa tahun sebelum akhirnya kembali menekuni running.
Wozniacki mengakui, tidak mudah menyelesaikan jarak sejauh itu. Beberapa kali dia harus berhadapan dengan rasa putus asa. Dia ingin menyerah di tengah rute. Saat baru menempuh 32 kilometer, dia sudah bersumpah tidak mengikuti maraton lagi.
Tetapi, Wozniacki terus berlari. Target dia hanya ingin melintasi garis finis. Begitu sampai, dia langsung mengangkat tangannya. Di garis finis, sudah menunggu sahabatnya yang juga petenis nomor satu dunia, Serena Williams. Dia memberikan ucapan selamat kepada Wozniacki yang mampu merampungkan rute berat tersebut. ’’Saya bangga kepadamu. Ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Great job!’’ kata Serena.
Wozniacki mengakui, sebenarnya persiapannya begitu buruk. Dia tidak pernah berlatih. Bahkan, dia melakukan hal-hal yang seharusnya terlarang bagi pelari maraton. Tiga hari sebelum ajang tersebut digelar, Wozniacki mengikuti pesta Halloween.
’’Saya pulang pagi. Sekitar pukul 04.00 baru sampai rumah. Saya sebenarnya sangat sibuk. Tadi malam saya tidak banyak makan malam karena mengikuti laga New York Rangers. Padahal, seharusnya saya makan banyak karbohidrat. Tapi, saya tidak punya waktu untuk itu,’’ ujarnya.
Menurut Wozniacki, tenis dan running sangat berbeda. Ketika bermain tenis, dia tahu target yang ingin dicapai. Namun, saat berlari, dia tidak tahu apa-apa. ’’Sangat berbeda. Di tenis, saya bermain dengan target. Di sini, yang saya lakukan hanya meletakkan satu kaki di depan satu kaki lainnya sampai seseorang bilang finis,’’ katanya.
Bukan cuma target pribadi yang dipasang Wozniacki untuk mengikuti ajang tersebut. Sebelumnya, dia mempromosikan diri di berbagai media sosial bahwa dirinya mengikutinya untuk amal. Dana yang mengalir untuk mendukungnya sampai tercapai USD 80 ribu (Rp 968 juta). Serena juga ikut menyumbang. Dana sebanyak itu akan digunakan untuk program pengembangan para pelari muda.