Foto Ilustrasi JPNN


JAKARTA – Kinerja PT PLN menunjukkan peningkatan signifikan. Hal tersebut terlihat dari laporan keuangan perseroan kuartal III 2014. Laba bersih yang diraih BUMN setrum itu hingga September 2014 melonjak 171 persen menjadi Rp 15,27 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Senior Manager Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, pendapatan perseroan pada periode Januari–September 2014 mencapai Rp 218 triliun. Angka tersebut naik 18,4 persen jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 184 triliun. Namun, postur pendapatan tahun ini sebenarnya tak jauh beda dengan tahun lalu.
Menurut dia, semua sektor pendapatan naik tahun ini. Sektor yang paling besar adalah penjualan listrik senilai Rp 133,2 triliun. Sektor itu menyumbang 61 persen dari total pendapatan. Kemudian, pendapatan dari subsidi listrik Rp 83,1 triliun. ”Pendapatan dari penyambungan pelanggan pun naik 17 persen menjadi Rp 1,36 triliun,” ungkapnya di Jakarta Senin (10/11).
Perubahan postur, lanjut dia, terjadi pada laba perusahaan. Laba kotor usaha PT PLN hingga akhir kuartal III tercatat Rp 40,37 triliun. Realisasi itu meroket 37 persen jika dibandingkan dengan laba usaha periode yang sama 2013 senilai Rp 29,4 triliun. Namun, perusahaan pelat merah tersebut tahun ini justru mendapat keuntungan kurs Rp 2,39 triliun.
”Inilah yang menyebabkan laba bersih kami Rp 15,27 triliun. Kalau kuartal III tahun lalu, kami justru rugi kurs Rp 38 triliun. Jika ditambah dengan beban keuangan dan lain-lain, akhirnya jadi rugi bersih Rp 21,43 triliun,” ungkapnya.
Dari sisi beban, Bambang mengatakan bahwa pertumbuhan sektor tersebut tak sebesar aspek pendapatan. Pertumbuhan dengan selisih terbesar hanya terlihat pada beban bahan bakar dan pelumas yang mencapai Rp 126,6 triliun. Angka tersebut naik 19,5 persen atau Rp 20,7 triliun bila dibandingkan dengan capaian periode tahun lalu yang sebesar Rp 105,9 triliun.
Tahun ini beban bahan bakar masih didominasi pembelian berbagai jenis produk BBM dengan total Rp 57 triliun. Kemudian pembelian gas alam senilai Rp 34,59 triliun. Pada peringkat ketiga, ada pembelian batu bara yang mencapai Rp 31,3 triliun.
Dia menambahkan, aset perusahaan pun terus tumbuh. Hingga akhir September 2014, pihaknya mencatat aset Rp 621 triliun, meningkat 4,3 persen jika dibandingkan dengan aset periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 595 triliun.
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengaku cukup optimistis bisa mencapai target pendapatan Rp 290 triliun. Bahkan, capaian laba bersih tahun ini pun sudah melebihi target awal senilai Rp 11,9 triliun. ”Dengan kinerja 2013, PLN akhirnya masuk ke daftar Fortune Global 500. Sedangkan kinerja tahun ini terus bertumbuh. Ini memberikan harapan bagi PLN untuk dapat mempertahankan posisinya tahun mendatang,” katanya.