Evaluasi Performa Tim pada Seri IV di Surabaya
Garuda Bisa Keluar dari Big Five
27/01/15, 12:15 WIB
Seri maraton Jawa Timur telah berakhir. Hasilnya, performa Garuda Kukar Bandung menurun, sedangkan JNE BSC Bandung Utama dan Satya Wacana ACA LBC Salatiga bikin kejutan.
ISTIRAHAT selama sembilan hari harus dimaksimalkan para kontestan sebelum bertarung lagi pada Seri V IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014–2015 di Batam. Apalagi tim yang performanya jeblok pada seri IV di Surabaya.
Garuda merupakan salah satu tim yang performanya buruk selama seri IV di Surabaya. Berstatus sebagai tim lima besar alias big five, skuad besutan Tjetjep Firmansyah itu menelan tiga kekalahan dalam tiga game yang dilakoni di DBL Arena Surabaya.
Parahnya, dua di antara tiga kekalahan itu dialami ketika melawan tim yang di atas kertas bisa mereka atasi, yakni Satya Wacana ACA LBC Salatiga 52-57 (24/1) dan Stadium Jakarta melalui babak overtime 59-67 (23/1).
Satu lagi kekalahan saat melawan CLS Knights Surabaya 85-66 (25/1). Ketika melawan CLS, mereka memang selalu kesulitan. Tetapi, yang menyakitkan, Garuda sepertinya tidak termotivasi untuk merebut kemenangan dengan strategi hack-a-team.
Total dari 13 game musim ini, Wendha Wijaya dkk kalah tujuh kali dan mengoleksi 19 poin. Raihan buruk tersebut mengulangi start kurang meyakinkan pada musim 2010–2011. Saat itu Garuda juga memulai 13 gameawal dengan hasil tujuh kali kalah dan enam kali menang.
Kalau sedikit saja lengah, posisi mereka di lima besar bisa tergeser oleh Hangtuah Sumsel IM, Bandung Utama, dan Satya Wacana yang hanya tertinggal satu poin di belakang mereka. Di Batam, Garuda akan meladeni Bandung Utama (5/2), NSH GMC GSBC Jakarta (6/2), dan Pelita Jaya Energi MP Jakarta (8/2).
Kalau mereka gagal bangkit dan tiga pesaingnya menjaga konsistensi, Garuda bisa saja pulang dari Batam dengan posisi di klasemen keluar dari delapan besar atau zona playoff. Setidaknya, akan sulit bagi mereka menjaga status big five.
Di Surabaya, Garuda memang tidak bisa turun dengan kekuatan terbaik. Melawan Satya Wacana, Muhammad Rizal Falconi dan Jonathan Elyaday absen. Galank Gunawan juga kurang fit meski dipaksakan bermain. Performa jeblok tersebut merembet ke dua game selanjutnya.
Keputusan coach Tjetjep untuk mengutak-atik komposisi starter serta pemain yang diturunkan juga belum konsisten. Puncaknya tentu saja saat dikalahkan CLS. Keputusannya menyimpan Wendha Wijaya serta memakai tenaga Permadi Ario Damar dan Jonathan Elyaday sebagai point guardberakhir buruk.
”Masalahnya adalah konsistensi. Jadi, ketika sudah leading atau ketika mulai mendekat saat tertinggal, anak-anak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Dan itu pekerjaan saya. Untuk mengubah itu, memang butuh effort yang tinggi,” kata Tjetjep.
Kalau kembali dengan performa seperti itu di seri Batam, posisi Garuda berbahaya. ”Performa anak-anak memang sedang turun dan banyak yang sakit di seri Surabaya. Mau enggak mau harus bangkit di Batam,” ujar Wendha Wijaya.
Padahal, performa Bandung Utama dan Satya Wacana yang menguntit di belakang mereka terus menanjak. Bandung Utama tampil baik dengan merebut dua kemenangan, yakni atas NSH (23/1) dan Stadium Jakarta (25/1). Mereka juga merepotkan Pelita Jaya meski kalah 60-66 (22/1).
”Saya ingin memberikan kredit kepada pemain karena telah sungguh-sungguh fokus pada dua seri ini (Malang dan Surabaya). Meski harus meninggalkan keluarga dan rumah selama dua seri berturut-turut,” ujar pelatih Bandung Utama Octaviarro Romely Tamtelahitu.
Adhi Hat-trick Jadi MVP Seri
HANYA satu seri center Pelita Jaya Energi MP Jakarta Adhi Pratama absen dari status Honda MVP Race. Yakni, pada Seri III IndiHome NBL Indonesia 2014–2015 di Malang. Pada seri IV di Surabaya, dia kembali menjadi pemain paling efektif.
Berdasar data statistik, Adhi berada di urutan pertama dengan rata-rata efisiensi 17,5 dari empat kali bermain. Pemain berusia 22 tahun itu menyisihkan Luke Martinus (JNE BSC Bandung Utama) di posisi kedua dengan rata-rata efisiensi 16,7 per game. Kemudian, Ebrahim ’’Biboy’’ Enguio Lopez (M88 Aspac Jakarta) menempati posisi ketiga dengan mengumpulkan rata-rata efisiensi 15,7 juga dari empat kali bermain.
Adhi memang tampil garang pada seri IV di Surabaya. Dari empat game yang dilakoni, mantan pemain Hangtuah Sumsel IM itu selalu berhasil mencetakdouble digit point dan dua kali mencetak double-double.
Penampilan terbaiknya di Kota Pahlawan terjadi saat bersua NSH GMC GSBC Jakarta. Pemain bertinggi 197 cm tersebut berhasil mencetak double-double18 poin dan 11 rebound. Itu poin tertingginya selama membela Pelita Jaya. Sebelumnya, Adhi juga pernah melakukannya saat bertemu Stadium Jakarta (3/12) pada game pertama musim ini.
’’Menurut saya, PJ memang sudah mulai improve sekarang. Tim sudah mulai menyatu. Main juga mulai enak. Selain itu, ego masing-masing pemain mulai bisa diredam. Sekarang masalah kami tinggal konsistensi,’’ tambahnya.
Sementara itu, Ferdindand Damanik (M88 Aspac Jakarta) mengisi urutan teratas di kategori Tolak Angin Defensive Player of the Series dengan jumlah 15 vote, mengungguli Adhi dari Pelita Jaya di urutan kedua (13 vote) serta Raylly Pratama dari NSH di peringkat ketiga (11 vote).
Kategori Li-Ning Rookies of the Series menjadi milik Kristian Liem. Suhandy (Hangtuah Sumsel IM) yang seri sebelumnya berada di urutan pertama kali ini harus puas menempati posisi kedua. Sedangkan Muhammad Nur Aziz Wardana (Pacific Caesar Surabaya) berada di peringkat ketiga.
0 komentar:
Posting Komentar