Kafe Selfieable Yang Semakin Menjamur
Santapan Perut, Santapan Mata
5/11/14, 04:00 WIB
SNAP-SNAP: Dinding kafe Bear Top yang ditempeli koran bekas dan diberikan cat berwarna-warni seperti pelangi menjadi tempat favorit selfie. (Dimas Alif/Jawa Pos)
Begitu banyak kafe baru di Kota Pahlawan. Sebagian besar di antaranya mempunyai dekorasi khas yang mendukung hobi anak zaman sekarang untuk selfie. Yes, selfie is a must untuk mendukung eksistensi.
SEBUT saja, Bear Top, Domicile, Our Bar, Historica, U Cafe Eatery and Bar, 1914, The Carpentier Kitchen, dan masih banyak lagi. Deretan kafe itu memiliki desain keren untuk dijadikan background foto.
Misalnya, Bakerzin di Tunjungan Plaza IV. Marketing Manager Bakerzin Surabaya Adria Gabriella Chandra mengungkapkan bahwa kali ini dirinya sengaja merombak semua bagian Bakerzin TP untuk menciptakan suasana baru. Bahkan, selama masa renovasi pada Oktober kemarin, dia harus merelakan tempatnya tutup sebulan. ’’Terakhir renovasi pada 2006. Jadi, sekarang kami ubah konsepnya menjadi giant glass house,’’ jelasnya.
Karena itu, banyak furnitur dari kaca dengan desain khas Prancis yang menonjolkan unsur hitam elegan seperti lamp holder di area tengah-tengah mal. Sebab, tidak semua kafe dalam mal bisa terletak di tengah seperti itu. ’’Kami tahu kebutuhan masyarakat sekarang yang butuh tempat untuk spotfoto,’’ terangnya.
Menurut Adria, pola bagi anak muda yang suka nongkrong biasanya adalahdesserting. Ibaratnya, sediakan satu dessert dan segelas kopi, mereka bisa betah berjam-jam untuk nongkrong.
Biasanya anak muda tersebut juga sering mengunggah foto selfie di Bakerzin pada media sosial. Misalnya, di Instagram. Mereka lalu menge-tag akunInstagram Bakerzin. ’’Lalu, kami repost. Karena bisa menunjukkan kedekatan kami dengan customer,’’ kata Adria.
Pola itu juga dicermati Wisnu Rudiono, owner Bear Top. Dia menyatakan sengaja membuat desain yang berbeda pada kafenya di Embong Malang tersebut. ’’Kami sodorkan konsep recycle pada desainer kami dan dia yang mengerjakan sebagian besar bagian,’’ tuturnya.
Menurut Wisnu, sekitar 70 persen furnitur adalah barang bekas. Mulai ban bekas mobil, seng, boks bekas minuman soda, ember wadah cat, knalpot, hingga rantai sepeda motor. Belum lagi botol-botol bekas yang dijejer secara rapi untuk display.
Beberapa bagian juga dikerjakan Wisnu dan tim. Misalnya, dinding yang ditempeli koran bekas dan diberikan cat berwarna-warni seperti pelangi. ’’Suasana berbeda itu kan memberikan atmosfer yang santai agar pengunjung tersugesti untuk lebih santai,’’ ungkap Kavin Wirawan yang juga owner kafe di Embong Malang tersebut.
Christian Natario, F&B manager Cafe Eatery and Bar Surabaya Town Square, menjelaskan, selain spot foto yang bagus, kenyamanan menjadi salah satu poin penting. Karena itu, dia menambahkan aksen furnitur yang homey. ’’Gimana caranya agar orang-orang kalau datang ke tempat kami itu feels like home gitu,’’ ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar