JFW 2015, Makin Hitz di Tahun Ketujuh
220 Desainer, 2.600 Looks
8/11/14, 04:20 WIB
EKSPRESI CINTA: Gaun penutup dari show Kedjora karya Ivan Gunawan menampilkan jubah transparan hitam dengan ungkapan cinta dalam tinta emas.
Jakarta Fashion Week (JFW) yang diselenggarakan kali ketujuh telah berkembang pesat menjadi pekan mode terkemuka di Asia Tenggara. JFW menjadi panggung desainer-desainer papan atas tanah air sekaligus menjadikan fashion busana muslim sebagai unsur penting perhelatan itu.
SELAMA sepekan, mulai 1–7 November, bertempat di Senayan City Jakarta, para pencinta mode dimanjakan karya desainer-desainer terkemuka Indonesia dalam perhelatan Jakarta Fashion Week (JFW) 2015. Pada tahun ketujuh penyelenggaraannya, JFW telah melejit tidak hanya sebagai pekan mode terbesar di Indonesia, tetapi juga barometer fashion di Asia Tenggara. Setiap tahun bermunculan karya-karya desain busana yang outstanding.
Nama-nama desainer kenamaan ikut bergabung. Misalnya, Oscar Lawalata, Barli Asmara, Mel Ahyar, Priyo Oktaviano, Ardistia, Peggy Hartanto, Denny Wirawan, Sapto Djojokartiko, Tex Saverio, Carmanita, dan Itang Yunasz. Setiap show dipenuhi pengunjung. Di antaranya, show The Ceremony of Java oleh Oscar Lawalata pada Selasa lalu (4/11).
Pada hari keenam JFW Kamis (6/11), delapan desainer hit bergabung dalam satu rangkaian show 8 Infinite Capsule Collection. Mereka adalah Barli Asmara, Ardistia New York, Priyo Oktaviano, Mel Ahyar, Deden Siswanto, Sapto Djojokartiko, ISIS, dan Major Minor.
Panggung JFW tidak hanya menjadi milik desainer yang sudah malang melintang di dunia mode, tetapi juga para desainer muda. Di antaranya, Andhita Siswandi, Gloria Agatha, Natalia Kiantoro, dan Billy Tjong.
Yang juga menjadi catatan penting adalah fashion busana muslim yang menjadi salah satu kekuatan JFW 2015. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia makin mengukuhkan diri sebagai pusat mode busana muslim.
Salah satu hal menarik dalam JFW 2015, desainer asal Jepang turut menampilkan koleksi busana muslim. Yaitu, Mannequins Japon, Motonari Ono, dan Somarta yang tampil pada hari kedua, Minggu (2/11).
Diaz Parsada, creative director JFW 2015, mengatakan bahwa tahun ini JFW menampilkan 2.600 looks rancangan karya 220 desainer. Tidak hanya desainer Indonesia, para perancang asal Thailand, Inggris, dan Korea Selatan turut ambil bagian dalam event tahunan tersebut.
Selain menampilkan fashion show, pekan mode JFW 2015 dikunjungi parainternational buyers potensial. Di antaranya, dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia. ’’Beberapa distributor atau ritel fashion dari Eropa dan Amerika juga menghadiri JFW,’’ lanjut Diaz.
Hal itu memberikan ruang yang lebih besar bagi para perancang Indonesia dan label lokal untuk berkiprah di lingkup global. Meskipun, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan potensial.
Dalam pembukaan Sabtu lalu (1/11), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan bahwa betapa pentingnya industri fashion menopang produk domestik bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar, hingga 12 juta masyarakat. Di antara 15 sektor industri kreatif, sektor fashionmemberikan sumbangan terbesar terhadap PDB. ’’Sekitar 30 persen darifashion. Dalam angka, jumlahnya sekitar Rp 180 triliun pada tahun lalu. Maka, bila industri fashion Indonesia makin berkembang, manfaatnya sangat besar bagi masyarakat itu sendiri. Begitu juga untuk negara,’’ paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar